Mewujudkan Rasa Syukur dengan Membaca dan Menulis

Oleh: Syafruddin Nur

Katakanlah: Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran,penglihatan dan hati tetapi amat sedikit kamu yang bersyukur”.

(Al Mulk:23)

Jika kita melihat diri kita dan alam sekitar  semuanya nampak bahwa disiapkan  oleh yang Mahakuasa. Tetapi amat sedikit yang bersyukur. Di perusahaan tempat kita bekerja atau di kantor tempat kita menjalankan tugas sebagai pegawai negeri, kita mati-matian bekerja supaya dapat upah yang layak. Supaya atasan memperhatikankita.

Tidak begitu sikap kita kepaada fasilitas yang disediakan Allah. Semua serba mudah segalanya serba ada. Semua fasilitas diberikan secara gratis. Ada udara yang bebas di hirup. Ada air yang boleh diminum sepuasnya. Namun sebagian manusia tidak mensyukuri apa yang ada,tetapi merisaukan apa yang tidak ada. Tidak merasakan nikmat yang diberikan Allah,malah mengkhianati Sang Pemberi nikmat, dan mendurhakainya.

Kalau kita menyadari bahwa apa yang diberikan Allah kepada kita merupakan nikmat,seharusnyalah kita beramal dan mengabdikan diri kepada Allah. Jangan merasa berat untuk melaksanakan pengabdian itu. Jika kita bandingkan nikmat yang diberikan Allah kepada kita tidak akan seimbang dengan apa yang kita lakukan. Kerjakan suruhan Allah dan hen tikan larangannya.

Bagi penulis ladang itu adalah menulis. Tuliskan pengalaman Anda ke dalam bentuk artikel, buku, e-book. Menulislah untuk orang lain. Bagikan ilmu, cerahkan umat dengan tulisan Anda. Syukurilah bahwa ilmu yang Anda peroleh itu adalah anugerah Allah. Sebagai wujud syukur Anda terhadap anugerah itu adalah menuliskan kembali apa yang telah Anda peroleh. Seorang penulis itu adalah orang yang berilmu. Bagikan ilmu itu kepada orang lain. Membagikan ilmu kepada orang lain itu, membuat Anda jadi berkembang . Ilmu Anda bertambah, orang lainpun tercerahkan dengan ilmu Anda.

Bila kita mengabdikan diri, pikiran dan tenaga, waktu untuk Allah, Allah pun akan membalas dengan setimpal bahkan berlebih dari apa yang kita harapkan. Siapa yang pikirannya terpusat pada urusan akhirat,niscaya Allah akan menyatukan urusannya, menjadikan kekayaannya ada pada hatinya dan kekayaan dunia akan menghampirinya dengan tunduk lagi mudah. Siapa yang pikirannya terpusat pada urusan dunia niscaya Allah akan mencerai-beraikan urusannya,kemiskinan akan selalu berada di depan matanya,dan tidak ada dari kekayaan dunia yang menghampirinya selain yang telah Allah tuliskan untuknya. Jauhilah mencari populeritas dari menulis. Allah akan mengangkat Anda beberapa derajat karena termasuk orang yang berilmu dan beriman.

Bagi penulis,pikiran dan waktunya digunakan untuk menulis. Tulisannya di bagikan kepada orang lain. Tujuannya tidak lain mencari keridhaan Allah. Hati penulis akan menjadi kaya jika dia hanya mengharapkan ridha Allah. Allah akan membalas amal salih tulisannya di akhirat kelak.

Bersyukurlah masih diberi hak hidup oleh Allah. Berarti masih diberi kesempatan untuk beramal dan bertaubat. Jangan merasa telah banyak beramal. Barangkali nilai amal yang kita kerjakan itu di sisi Allah hanya nol. Jangan terhenti beramal karena merasa telah cukup. Beramallah seperti daun . Sebelum gugur dia dia telah memberi manfaat kepada pohon.

Situasi sulit,halangan dan rintangan datang bertubi-tubi dalam kehidupan situasi itu adalah pemeblajaran dari Allah supaya bersyukur suapaya tidak menganggap   waktu itu sebagai permainan. Syukur itu kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk diamalkan. Kita bisa bersyukur terhadap rezeki yang diberikan Allah kepada kita. Tetapi kita masih merasa iri melihat orang mendapat nikmat. Menjadi orang yang senang bersyukur lebih payah dari menjadi orang miskin yang penyabarBanyaklah mendekatkan diri kepada Allah kurangi pekerjaan yang menjauhkan dariNya.(Penulis Pengawas Sekolah Dinas Dikpora Kota Pariaman , penulis buku dan penulis Frelance dan Anggota Forum Aktif Menulis(FAM) Indonesia.

Tinggalkan komentar